Thursday, March 24, 2016

KALAM

Kalam adalah lafat yang tersusun dari satu atau beberapa kalimat yang mampu memberikan makna yang sempurna.
Kalam terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu :
1. Isim
2. Fi'il
3. Huruf

Thursday, March 17, 2016

ILMU NAHWU

PENGERTIAN NAHWU
A.    Secara Bahasa
Lafadz النَحْوُ secara bahasa memiliki enam makna yaitu :[1]                    
1.      Bermakna ألقَصْدُ                  (menyengaja)
2.      Bermakna الْجِهَةُ                  (arah)
Contoh :   نَحَوْةُ نَحْوَالْبَىْتِ     Saya menyengaja ke arah rumah.
3.      Bermakna اَلْمِثْلُ                   (seperti)
Contoh :   زَىْدٌ نَحْوُ عَمْرٍو     Zaid seperti umar.
4.      Bermakna اَلْمِقْدَارُ                 (kira-kira)
Contoh :   عِنْدِى نَحْوُ الْفٍ      Saya memiliki kira-kira seribu.
5.      Bermakna اَلْقِسْمُ                   (bagian)
Contoh :   هَذَا عَلَى خَمْسَةِ انْحَاءِ     Perkara ini adalah lima bagian.
6.      Bermakna اَلْبَغْضُ                (sebagian)
Contoh :   اكَلْتُ نَحْوَ السَّمَكَةِ   Saya telah memakan sebagian ikan.
Yang paling banyak dari enam makna di atas adalah maknah yang pertama.

B.     Secara Istilah
Nahwu menurut istilah diucapkan pada dua hal :
1.      Diucapkan untuk istilah fan ilmu nahwu yang mencakup ilmu nahwu shorof atau juga disebut ilmu bahasa arab, yang devinisinya adalah :
عِلْمٌ بِاُصُوْلِ مُسْتَمْبَطَةٍ مِن كَلاَمِ الْعَرَبِ يُعْرَفُ بِهَا اَحْكَامُ الْكَلِمَاتِ الْعَرَبِيَةِ حَالَ اِفْرَدِهَا وَحَالَ تَرْكِبِهَا
Ilmu tentang Qoidah-qoidah (pokok-pokok) yang diambil dari kalam arab, untuk mengetahui hukum (Hukumnya Kalimat) kalimat arab yangtidak disusun (sepwrti panggilan, idghom, membuang dan mengganti huruf) dan keadaan kalimat ketika ditarkib (seperti I’robdan mabni).[2]
2.      Istilah nahwu untuk fan ilmu yang menjadi perbandingan dari ilmu shorof, yang definisinya adalah :
عِلْمٌ بِاُصُوْلٍ مُسْتَنْطَةِ مِنْ قَوَاعِدِ الْعَرَبِ يُعْرَفُ بِهَا اَحْوَالُ آَوَاخِرِ الْكَلِمِ إعْرَابًا وَبِنَاءٌ
Ilmu tentang pokok-pokok yang diambil dari qoidah-qoidah arab, untuk mengetahui keadaan akhirnya kalimat dari segi I’rob dan mabni.[3]
Dari dua  definisi diatas, yang dikehendaki adalah definisi yang pertama, karena nahwu tidak hanya menjelaskan keadaan akhirnya kalimah dari segi I’rob dan mabninya tetapi menjelaskan keadaan kalimat ketika tidak ditarkib, yang berupa I’lal, idhom, pembuangan dan pergantian huruf, dan lain-lain.
Nahwu merupakan salah satu dari dua belas cabang ilmu Lughot Al-arobiyyah[4] menduduki posisi penting. Oleh karena itu, nahwu lebih layak untuk dipelajari mendahului pengkayaan kosakata dan ilmu-ilmu lughot yang lain. Sebab, nahwu merupakan instrument yang amat fital dalam memahami kalam allah, kalam rasul serta menjaga dari kesalahan terucap.[5]
Oleh karena itu, sebagai disiplin ilmu yang dianggap penting, nahwu bukan sekedar untuk pemanis kata, akan tetapi sebagai timbangan dan ukuran kalimat yang benar serta bias menghindar kan pemahaman yang salah atas suatu wicara.[6]
Oleh karena itu,menurut kaidah hukum islam, mengerti akan ilmu Nahwu bagi mereka yang ingin memahami Al-Qur’an, hukumnya fardu ‘ain.

Sumber Rujukan

Hudlori Hasyiyah 1, Hal.10
Ibnu Wahid Alfat, Reaktualisasi Fan Nahwu, genesa product, Hal.19
Muhammad bin ‘Ali As Shobban, Hasyi’ah As-Shobban (Haromain), 1;16
Taqrirot Al Fiyyah, Hal.02

[1] Hasyiyah Hudlori 1, Hal.10
[2] Ibid
[3] Taqrirot Al Fiyyah, Hal.02
[4] Muhammad bin ‘Ali As Shobban, Hasyi’ah As-Shobban (Haromain), 1;16
[5] Ibnu Wahid Alfat, Reaktualisasi Fan Nahwu, genesa product, Hal.19

[6] Ibid

ILMU BALAGHOH

DEFINISI BALAGHAH

والبلاغةُ في اللغةِ: الوصولُ والانتهاءُ. يُقالُ: بلغَ فلانٌ مُرادَه، إذا وَصَل إليه، وبلَغَ الرَّكْبُ المدينةَ، إذا انْتَهى إليها. وتَقَعُ في الاصطلاحِ وصْفًا للكلامِ والمتكلِّمِ
Balaghah menurut bahasa: wushul (sampai) yakni intiha (akhir penghabisan). contoh: BALAGHA FULAANUN MUROODUHU (si fulan sudah sampai pada tujuannya) bilamana sifulan sudah mencapainya. contoh lagi: BALAGHA AR-ROKBU AL-MADIINATA (pengendara2 itu sudah sampai di kota) bila sampai di akhir batas perjalanannya di kota.
Balaghah menurut isitlah : sifat bagi kalam (kalimat baligh) dan mutakallim (pembicara baligh)

ILMU SHOROF

PENGERTIAN SHOROF/TASHRIF

Shorof menurut bahasa adalah berubah atau mengubah. Mengubah dari bentuk aslinya kepada bentuk yang lain. Misalnya merubaah bentuk bangunan rumah kuno menjadi bentuk bangunan rumah yang modern.
Adapun menurut istilah, shorof adalah berubahnya bentuk asal pertama yang berupa fi’il madhi, menjadi fi’l mudhori, menjadi mashdar, isim fa’il, isim maf’ul, fi’il amr, fi’il nahi, isim jaman, isim makan sampai isim alat.
Maksud dan tujuan dari perubahan ini adalah agar memperoleh makna atau arti yang berbeda. Dari perubahan satu bentuk ke bentuk lainnya di dalam ilmu shorof dinamakaan shighot.
Dari hal ini, ilmu yang mempelajari berbagaii macam bentuk perubahan kata, asal usul kata atau keadaannya dinamakan dengan ILMU SHOROF.
Perbedaan yang mendasar antara shorof dan nahwu secara gampangannya adalah klo shorof untuk membaca kitab atau tulisan yang gundul, sedangkan nahwu untuk mengetahui makna dari kitab gundul tersebut. Sehingga antara nahwu dan shorof tidak boleh dipisahkan dalam penggunaannya.

Pembagian Tashrif
Dalam ilmu shorof, para ulama telah membagi tashrif ini menjadi dua macam, yaitu TASHRIF LUGHOWI dan TASHRIF ISTILAHI.
1.      Tashrif lughowi adalah tashrifan untuk mengetahui pelaku dari fi’il tersebut yang berdasarkan dhomir.
Contoh dari tashrif ini adalah apa yang telah kita bahas dalam pembahasan fi’il, dimana kita sebutkan tashrif dari fi’il madhi, fi’il mudhori dan amr.
2.      Tashrif istilahi adalah tashrifan yang digunakan untuk mengetahui bentuk shighot dari suatu kata, dari fi’il madhi sampai dengan isim alat.